Pages

Thursday, October 13, 2016

Kraton Ratu Boko


Setelah #Explore_Jogja_1 aku dan nana melanjutkan ke Kraton Ratu Boko. Tempatnya tidak jauh dari Candi ijo, hanya sekitar 5 km saja. Dari candi ijo turun setelah sampai di kontur tanah yang datar ambil kanan dan ikuti jalan tersebut sampai kembali naik ke perbukitan dengan jalan yang sedikit berkelok-kelok.

Pertama sampai di komplek kraton kami ragu karena bangunanya menyerupai hotel, bukan candi yang seperti kubayangkan. Karena ragu kami tanya ke satpam yang ada disitu. ternyata memang kami berada di komplek candi ratu boko. Segera kami beli tiket dan wooow tiketnya 30 ribu/orang, sedikit membuat kaget. Penasaran dengan apa yang ada, segera kami masuk. Akupun tertegun, diusiaku yang ke 24 tahun ini, baru tau kalo di jogja ada tempat se excotis komplek ratu boko, selama ini aku kemana aja ya?? hmmmm,, dasar aku kuper hehehhe..

Setelah melewati pintu masuk kami disuguhkan tanjakan berupa anak tangga dari susunan batu andesit dengan bunga-buang di sisi kanan dan kirinya serta denah komplek. Dari denah itu menggambarkan betapa luasnya area komplek ini. hmmmmm membuatku segera ingin melihat apa yang ada di dalam. 

Berlanjut menyusuri jalan menuju komplek candi ratu boko di sebelah kiri ada lanscape bagus, disana terlihat Candi Prambanan yang terihat gagah. Dan memang karena dekatnya komplek ini dengan Candi Prambanan, ada wacana akan dibuat kereta gantung yang menghubungkan keduanya. tapi entahlah. kita tunggu saja. hehehe.. . Lanjut ah... Sedikit melangkah ke depan ada spot bagus buat ambil gambar yaitu sebuah lorong yang terbuat dari bambu.


Lorong bambu
gapura komplek ratu boko
Dari view lorong bambu di atas pada ujung jalan ada sebuah gapura, spot yang instragamable banget kalo kata anak kekinian. hihihi Tapi ambilnya dari sisi dalem gapura dan diambil saat sunset. yaaah sayang artisnya merusak pemandangan.. hahahaha..

Setelah melewati gapura langsung dihadapkan pada tanah lapang yang sangat luas yang disebut Alun-Alun atau tempat berkumpul. Pada sisi kiri ada Candi Pembakaran. Bangunan yang terbuat dari batu andesit dengan panjang 22.6 m, lebar 22,33 dan ringgi 2,82 m ini disebut candi pembakaran karena konon dalam sumuran ditemukan abu sisa pembakaran. Dalam penelitian terkini abu tersebut adalah sisa pembakaran kayu dan tidak ada hubunganya denga pembakaran jenazah. Untuk sumur sendiri berukuran 2,3 m x 1,8 m, dengan kedalaman air di musim kemarau 2 m sedangkan kedalaman sumur sekitar 5m dari permukaan tanah. Dahulu air dari sumur ini digunakan untuk upacara keagamaan di candi prambanan. Dari atas candi pembakaran view nya sangat bagus. 
Candi Pembakaran

view dari atas candi pembakaran

Mencoba menyusuri alun-alun dan di pojok sebelah kanan ada batur paseban, bangunan yang terbuat dari batu andesit yang berbentuk kotak menyerupai sebuah panggung. Setelah batur paseban ada jalan turun menuju pendopo, Bangunan yang di bentengi oleh susunan batu andesit dan di dalamnya ada susunan batu yang membentuk panggung. Di samping pendopo ada susunan batu yang menyerupai panggung lagi, entah fungsinya untuk apa yang jelas dari atas bangunan ini lanscape nya bisa menyegarkan mata. Di sisi bawah ada keputren yang mungkin untuk mandi seperti yang ada pada taman sari kraton jogja "mungkin" pada keputren ini emejingnya masih ada air padahal tempatnya hampir di puncak bukit. Di sisi jauh membentang deretan pegunungan yang nampak hijau.

Sebenarnya masih ada spot lain yang mungkin bagus view nya seperti di gardu pandang, dan goa, namun karena mendung dan sudah sore kami melewatkanya. hmmmm sayang sekali.. hehehe..
bangunan di samping pendopo
keputren
Dan inilah kesimpulanku dari #Explore_Jogja_2 ini, menurut ku Komplek ratu boko ini sangat cocok untuk wisata pendidikan, keluarga dan wisata anak muda. Semua komplit dari sisi sejarah, tempat yang lapang dan sejuk dan pastinya banyak spot yang instragamable banget untuk kaum muda. Hanya saja tiket harga 30000 per orang kalo untuk wisata keluarga sedikit menguras isi dompet. hehehehe.. 

#Ayo_Explore_Jogja 
#Kapan_kita_kemana
#emejing_jogja



Wednesday, October 12, 2016

Tebing Breksi & Candi Ijo


jogja, 2 Okt 2016 aku dengan nana mencoba #explore_jogja dimulai dari sebuah tempat yang baru ngehits di kalangan anak muda yaitu #Tebing Breksi & Candi Ijo. Sebenarnya kami sudah pengen ke tempat ini sejak 3 bulan lalu namun baru kesampaian minggu, 2 okt kemaren. 
Bukit Breksi merupakan salah satu tempat wisata baru di Jogja yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Mulanya, bukit yang berada di Groyokan, Blengkong, Sambirejo, Prambanan, Sleman ini hanyalah sebuah tambang batu biasa yang menyerupai bukit kecil setinggi kurang lebih 20 m. Namun akhir-akhir ini, para wisatawan yang hendak berkunjung ke Candi Ijo menyempatkan diri mampir ke tempat ini untuk sekedar berfoto. Selain tampak eksotis, Tebing Breksi juga menawarkan pemandangan lanscape yang luar biasa. Dari atas tebing, wisatawan dapat melihat Candi Prambanan, Candi Sojiwan dan Candi Barong yang dilatari oleh gagahnya Merapi. Tak hanya itu, tebing yang mirip dengan brown canyon yang ada di Semarang ini pun menawarkan panorama senja yang menggoda. Selain itu ada "TLATAR SENENG" yang diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu, 30 Mei 2015 menambah indah spot foto di tebing breksi. Penampakan di bawah adalah view Tlatar Seneng dari atas bukit breksi, jangan gagal fokus yaaa.. hihihi
Tlatar seneng
Tangga menuju bukit
Untuk sampai atas bukit kita harus menaiki anak tangga yang terbuat dari pahatan-pahatan batu yang membentuk tangga. Pada sisi lain terdapat spot pahatan yang menceritakan pewayangan, sepertinya di sudut lain akan ada lagi pahatan-pahatan selanjutnya. kita tunggu saja. hehehe

Untuk bea masuk saat ini masih dibebaskan, cukup membayar uang parkir untuk sepeda motor 2000 rupiah mobil 5000 rupiahOh iya walaupun tebing breksi ini terbilang baru, namun sudah terdapat fasilitas mushola dan MCK yang terbilang bagus, soo jangan kawatir kesulitan mencari tempat ibadah. 
Cieee

Masih di dusun Groyokan, Blengkong, Sambirejo, Prambanan , hanya kurang lebih 2 km sedikit lebih naik dari tebing breksi terdapat Candi Ijo, posisinya berada pada lereng bukit dengan ketinggian rata-rata 425 meter di atas permukaan laut. Candi ini dinamakan "Ijo" karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo. Kompleks percandian membuka ke arah barat dengan panorama indah, berupa persawahan dan bentang alam, seperti Bandara Adisucipto dan Pantai Parangtritis.
Cukup membayar 5 ribu/orang kita bisa menikmati dataran tempat kompleks utama candi memiliki luas sekitar 0,8 hektare, namun kuat dugaan bahwa kompleks percandian Ijo jauh lebih luas, dan menjorok ke barat dan utara. Dugaan itu didasarkan pada kenyataan bahwa ketika lereng bukit Candi Ijo di sebelah timur dan sebelah utara ditambang oleh penduduk, banyak ditemukan artefak yang mempunyai kaitan dengan candi.
Pas mau pulang gerimis datang, untung ada warung angkring di dekat komplek candi ijo dan untung lagi nana ku mau di ajak nongkrong disitu,,. hihihih,, sambil makan baso bakar aku pesan jahe susu, koyone nikmat adem adem ditemani nana apalagi yang buatin jae susu nana,, #eh.. hihi

aku seneng hari itu 
makasih nana

next kemana?

komplek candi ijo


Sunday, October 9, 2016

Sapi dan Keluargaku


Beternak sapi bagi keluarga kami sudah menjadi usaha sampingan yang turun temurun, selain itu sapi bagi kami sebagai tabungan, alat bajak sawah, klangenan dan kembang latar. 

Dari sisi sapi sebagai tabungan, Masyarakat pedesaan biasa menggunakan hewan peliharaan sebagai "celengan urip" Artinya uang yang ada digunakan untuk membeli sapi dan sewaktu-waktu membutuhkan uang, sapi itu dijual dan pastinya dengan nilai yang lebih tinggi dibanding saat beli.

Sebelum merakyatnya alat bajak bertenaga mesin (traktor) petani dahulu menggunakan sapi untuk membajak sawah, Bagi bapakku, membajak sawah adalah mata pencaharian sampingan, Bapak selain membajak sawah sendiri beliau juga sering membajak sawah orang lain. Dimulai dari berangkat pagi sekitar jam tuju biasanya pulang pada siang hari. Biasanya "sekesuk" dikasih upah 40 ribu. Tapi bapak biasanya ga menerima sebagian upah yang diberikan, Entah apa maksudnya, kadang kesel kalo pas aku pengen dikasi uang sama bapak eeee dia malah menolak rezeki.. entahlah.. Namun sejak 3 tahun silam bapak sudah berhenti membajak, selain aku nya yang sudah bekerja juga karena usia yang 
sudah menua.
sapi untuk bajak

sapi untuk bajak
Sapi klangenan
Apa itu klangenan, tanpa mencari referensi dari manapun klangenan itu adalah piaraan yang mengesampingkan keuntungan, dan hanya sekedar seneng saja kalau punya sapi. Berbeda dengan kembang latar. Bapak sering menyebut sapi buat kembang latar, Sapi yang bapak pelihara dari dulu adalah sapi PO yang mempunyai punuk besar. Sapi ini terlihat gagah dan menawan. sehingga jika sapi ditaruh di "plegungan" bisa memperindah pandangan. Bahkan pesona bunga saja bisa kalah oleh sapi yang bagus, gemuk, besar dan memiliki punuk besar. 
sapi kembang latar
Itu adalah cerita dulu 
Sekarang berbeda cerita, bapak sudah ku masuki virus bisnis .. hahaha..
dimulai dari renovasi kandang yang muat 3 ekor sapi, setelah itu membeli sapi metal yang notabene bapak belum pernah piara sapi jenis ini. Sapi metal memang rakus sehingga sapi jenis ini cepat gemuk dibanding sapi PO. Dan terbukti dengan pakan tambahan seadanya dalam percobaan pertama bapak bisa mendapat untung 3 juta dalam 6 bulan. Ini adalah prospek luar biasa ini tentang bagaimana kita main kuantitas 4,5,6,7,8, atau lebih. Kedepan bapak akan bermain di hari raya idul qurban. 

Beternak dengan ilmu menyenangkan
Beternak tanpa ilmu menyengsarakan
salam ngarit
kandang lama

kandang baru
Sapi metal

 

Blogger news

Blogroll

contact

telp : 085714218812 wa : 089623965810